Pengumpat..
Layaknya seorang kanibal mencabik - cabik daging manusia...
Terus dan terus mencaci, mencela hingga tak ada yg tersisa...
Semua yang terlihat hanyalah aib, aib dan aib...
Lisan kotor ini terus mengumpat tak sadar dialah yang biadab...
Sungguh menjijikan harus memakan bangkai setiap hari...
Tapi mulut pengumpat ini tak bosan melakukannya...
Hatta dalam majelis cahaya- cahaya kebaikan insani..
Lisan pengumpat ini tak jua jemu mencela mencela dan mencela..
Entah apa yang terlintas dalam hati ketika lisan ini mulai menyayat
daging saudaranya...
Tak ada rasa jijik atau perasaan bersalah padanya, yang ada hanya
tawa mengerikan ...
Entah fitrah sudah mati atau telah tertutup oleh kelamnya jiwa
karena kealpaan...
Ataukah jiwa ini sudah terbiasa dengan dosa hingga nur-Nya
enggan untuk menyapa..
Lupakah, bahwa setiap ucapan kita pasti akan tercatat oleh
penjaga-Nya..
Lupakah, bahwa kita akan bungkam ketika tangan dan kaki ini yg mulai
berbicara..
Lupakah kita bahwa waktu itu telah dekat, waktu itu benar-benar
akan tiba..
Lalu ... mengapa kita masih mengumpat, mengapa kita masih
menikmati bangkai” manusia ... ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar